Menurut WALHI, ekowisata sejati belum dijalankan secara konsisten. “Yang dijual adalah pemandangan, bukan nilai konservasi. Ini eksploitasi, bukan pariwisata berkelanjutan,” ujar Diah Ayuningtyas, aktivis lingkungan.
Konflik Kepentingan antara Ekonomi dan Ekologi
Pemerintah daerah sering kali terjebak dalam dilema: menarik investasi wisata atau menjaga ekosistem? Kurangnya regulasi yang ketat membuat banyak destinasi rusak sebelum sempat diberdayakan secara lestari.
Contohnya, pembangunan resort di kawasan sempadan pantai di Labuan Bajo yang merusak terumbu karang dan meminggirkan nelayan lokal.
Solusi: Batasi Jumlah Pengunjung dan Libatkan Masyarakat
Pakar pariwisata UGM, Dr. Hana Pratiwi, menyarankan penerapan kuota harian pengunjung dan sistem reservasi berbasis data lingkungan. Selain itu, masyarakat lokal harus dilibatkan sebagai penjaga sekaligus penerima manfaat utama dari wisata.