Direktur Eksekutif/CEO WWF-Malaysia Dato Dr.Dionysius Sharma mengatakan dengan bekerja berrsama maka hamparan hutan terakhir di Borneo yang tersisa di dunia bisa menjadi tempat tinggal yang lebih baik. "Bagi manusia maupun keanekaragaman hayati yang tumbuh subur di pulau hutan hujan tropis yang unik ini." Kayan Mentarang, jantungnya Borneo.
Pulau Borneo merupakan rumah bagi beragam spesies tumbuhan dan hewan, kaya akan sumber daya alam bagi keberlangsungan hidup 11 juta orang termasuk satu juta Masyarakat Adat yang tinggal di kawasan Heart of Borneo (HoB).
Dalam ringkasan eksklusif laporan tersebut menjelaskan bahwa Borneo berada dalam bahaya karena secara perlahan kehilangan ekosistem utamanya yang sangat penting. Padahal ekosistem itu sangat penting bagi kelangsungan jangka panjang masyarakat baik nasional maupun regional. Yakni, bagi Brunei Darussalam, provinsi-provinsi di Kalimantan dan negara bagian Malaysia di Sabah dan Sarawak.
Sekitar 74 juta hektare (ha) tutupan hutan secara keseluruhan telah menurun menjadi 55 persen pada 2015 dan di daerah hutan tertutup, fragmentasi tersebar luas dengan deforestasi terus meningkat. Dalam skenario "business-as-usual" (BAU) atau bisnis seperti biasa, pada tahun 2020, diperkirakan Borneo bisa kehilangan 75 persen hutannya.