Tampang

Naik Kereta dan Makan Sate Maranggi? Kenapa Tidak!

27 Mei 2017 22:03 wib. 21.916
0 0
Naik Kereta dan Makan Sate Maranggi? Kenapa Tidak!

Kira-kira setelah beberapa menit menunggu, akhirnya kereta kami berangkat. Kereta kami berangkat sekitar pukul 08.00 dan dijadwal disebutkan kami akan tiba di Stasiun Plered sekitaran 2 jam lebih. Kalau dihitung-hitung, akan pas kami tiba saat waktunya makan siang di sana. Kampoeng Maranggi, tunggu kami ya!

Tips bepergian bersama anak menggunakan kereta api: bawalah cukup makanan dan minuman, jangan lupa bawa juga mainan yang mudah dibawa atau dimainkan. Saat itu, teman saya yang membawa serta anaknya, cukup ‘anteng’ berkegiatan dengan anaknya. Setelah puas melihat pemandangan dari jendela kereta, mengamati pepohonan, rumah-rumah, terowongan, dan gunung yang bergerak cepat. Mereka menikmati makanan dan minuman yang mereka bawa. Tak lama kemudian mereka memainkan squishy dan juga slime yang memang sudah disiapkan dari rumah. Acung jempol untuk teman saya yang satu ini. Dia dengan matang memikirkan dan mempersiapkan aktivitas apa yang akan dilakukan anaknya selama di dalam kerata api. Sedangkan kami para single, cukup menikmati  camilan, minuman, mengobrol berbagai topik, foto-foto, dan tentunya ikut memainkan squishy dan slime bersama anak teman saya.

Stasiun demi stasiun kami lalui dan akhirnya kami pun tiba di Stasiun Plered! Stasiun ini tidak sebesar Stasiun Bandung. Turun dari kereta, kami langsung menuju gerbang keluar dan berjalan ke sebelah kiri. Oh, iya ketika keluar dari stasiun, tepat di pintu keluar, kalian akan melihat semacam monumen Kota Plered, berupa kendi raksasa dengan aksen kujang di badan kendinya. Banyak yang ingin berfoto di sana, tapi saat itu udara dan matahari bersinar cukup terik. Jadi kami memutuskan untuk langsung menuju ke tempat sate maranggi. Perjalanan Bandung Plered membuat kami tak sabar menikmati sate maranggi. Tenang saja, jarak dari stasiun ke tempat sate maranggi atau sekarang dikenal sebagai Kampoeng Maranggi, tak sampai 5 menit. Ini sangat dekat dan tentu saja tak perlu kita mencari kendaraan untuk menuju ke sana. Cukup berjalan kaki dengan santai dan sampailah kita di sana.

Kampoeng Maranggi berupa deretan kedai sate maranggi yang berjejer rapi. Kami tinggal memilih hendak makan di kedai yang mana. Tak perlu juga banyak pertimbangan dalam memutuskan hendak ke kedai yang mana. Karena bentuk mereka identik dan yang penting harga satenya seragam! Kami beruntung, hari itu tempat ini tak sepenuh kunjunganku yang sebelumnya. Setiap kedai menawarkan makanan yang sama, sate maranggi dan sop. Saat itu, harga seporsi sate adalah 15 ribu per 10 tusuk dan untuk sop dijual seharga 10 ribu rupiah. Cukup ekonomis bukan? Walaupun ekonomis, untuk rasa bisa disandingkan dengan harga sate di restoran ternama.

Sate maranggi disajikan dengan bumbu kacang atau bumbu kecap pedas. Tinggal pilih sesuai dengan selera. Saat itu temanku memesankan sop untuk anaknya, menurutnya akan lebih mudah mereka untuk makan mandiri jika menunya berkuah. Untuk menu minumannya yang ditawarkan tidaklah banyak. Tapi, bagi kami rasa sate maranggi dan sop sudah cukup memuaskan kami. Saya sendiri lebih memilih minum teh tawar yang tidak berbayar...hehehe. Plus memesan sate dengan bumbu terpisah untuk dibawa pulang.

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Apakah Indonesia Menuju Indonesia Emas atau Cemas? Dengan program pendidikan rakyat seperti sekarang.