Masyarakat sekitar hutan kemudian meminta ke Perhutani agar LMDH diberi kesempatan mengembangkan lokasi tersebut (Sikembang Park) menjadi lokawisata tanpa merusak atau mengubah alam dan pepohonan. Gayung bersambut, Perhutani mendukung ide warga sekitar hutan. Puluhan pemuda lalu kerja bakti selama hampir tiga tahun mengembangkan Sikembang Park dengan sharing pendapatan 40-60.
Tidak butuh waktu lama, Sikembang Park menjadi populer. Pendapatan pun terus mengalir. Ketika akhir pekan dan hari libur nasional, pengunjung selalu penuh. Mereka datang dari luar Batang atau wilayah pantura seperti dari Pekalongan, Kendal, hingga Semarang. Selama tidak turun hujan, Sikembang Park selalu dipadati pengunjung.