Ada flying fox dan gardu pandang. Tersedia pula jalur trekking. Terdapat arena jembatan bambu dan canopy bridge sehingga pengunjung bisa menikmati wisata Sikembang dari ketinggian. Berswafoto dengan latar belakang jalan berliku berleter S, tak kalah indahnya.
Tampaknya, Sikembang Park menjadi surganya kaum muda pemburu swafoto. Tempat itu menjadi lokasi favorit untuk mengabadikan setiap momen kegembiraan di tengah rimbunnya pohon pinus. Sikembang Park juga sering banget diabadikan dalam foto prewedding.
Tiket masuk ke wisata, alamak, sangat murah. Dengan merogoh Rp 3.000 per orang bisa menjajaki wilayah 3,5 hektare bebas menggunakan fasilitas tersedia. Parkir mobil hanya Rp 2.000, bahkan sepeda motor gratis. Toilet yang bersih dengan air yang berlimpah juga gratis.
Sebelum menjadi lokawisata, Sikembang hanya hutan penyadap getah pinus dan tempat nongkrong pemuda setempat. Kemudian, para pemuda Desa Blado yang saat ini menjadi Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) dengan nama Bombat (Bocah Mbatura) menyadari bahwa tempat nongkrong mereka punya nilai lebih. Selain punya pemandangan bagus, tempatnya strategis dan layak dikembangkan sebagai lokawisata.