Praktik yang dilakukan oleh penipu ini sangat berbahaya. Alfons menegaskan bahwa mereka mengirimkan SMS kepada calon korban dari nomor yang resmi namun sudah dipalsukan identitasnya. Bentuk penipuan ini kian marak, mengingat banyaknya masyarakat yang kerap memperhatikan hanya pada asal nomor tanpa memperhatikan konten atau tata cara yang diminta.
Sebagai langkah mitigasi, Alfons menyarankan agar masyarakat tidak sembarangan mengklik tautan yang diterima melalui SMS, meskipun tampaknya datang dari bank yang terpercaya. Ia menekankan pentingnya untuk selalu memasukkan informasi secara manual dengan cara mengetik sendiri alamat situs web resmi bank daripada mengikuti tautan yang diberikan. Dengan tindakan ini, diharapkan risiko penipuan dapat diminimalisir sehingga masyarakat tidak menjadi korban dari modus penipuan ini.
Melihat fenomena ini, sangat penting juga untuk membekali diri dengan pengetahuan lebih lanjut tentang tanda-tanda komunikasi yang mencurigakan. Masyarakat sepatutnya lebih kritis dan berhati-hati, terutama dalam hal informasi keuangan yang diterima via SMS atau media komunikasi lainnya. Di tengah maraknya teknologi digital dan komunikasi elektronik, merekalah yang harus proaktif dalam menjaga keamanan data pribadi.
Kewaspadaan merupakan kunci utama untuk menghadapi modus penipuan yang terus berkembang. Banyak individu dan institusi kini sedang merumuskan strategi keamanan yang lebih baik. Contohnya, beberapa bank mulai meningkatkan sistem keamanan mereka dengan memberikan edukasi dan penyuluhan kepada nasabah tentang cara membedakan pesan resmi dan yang mencurigakan. Bank juga harus proaktif dalam memantau dan menghadapi potensi serangan, sehingga nasabah merasa lebih nyaman dalam bertransaksi.