Xiaomi dan Vivo masing-masing berada di urutan keempat dan kelima dengan pangsa pasar sebesar 15,3 persen dan 14,8 persen. Xiaomi berhasil mencatat pertumbuhan signifikan hingga 28,4 persen, sementara Vivo mengalami kenaikan lebih modest sebesar 2,3 persen. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun Vivo tetap kompetitif, Xiaomi mampu mengambil keuntungan dari inovasi dan daya tarik yang lebih agresif dalam strategi pemasarannya.
Di Q4 2024, Transsion kembali mengukuhkan posisi dominannya dengan menguasai 19,8 persen market share, tumbuh 27,1 persen dibandingkan tahun yang sama. Di posisi kedua, Xiaomi mencatat raupan 17,5 persen, meningkat 19,1 persen, dan Vivo berada di belakangnya dengan 17 persen. Di peringkat keempat dan kelima terdapat Samsung dan Oppo, dengan pangsa pasar masing-masing 16,6 persen dan 14,8 persen. Penurunan yang dialami Samsung mencapai 6,2 persen, sementara Oppo membukukan pertumbuhan sebesar 2,2 persen.
Yang pasti, pasar smartphone di Indonesia secara keseluruhan mengalami pertumbuhan yang positif dengan angka mencapai 15,5 persen (YoY), mencerminkan penjualan hampir 40 juta unit sepanjang tahun 2024. Pertumbuhan ini tidak lepas dari pergeseran selera konsumen yang lebih menyukai smartphone dengan harga terjangkau dan fitur yang kompetitif. IDC mencatat bahwa vendor smartphone menunjukkan kemajuan yang signifikan pada paruh pertama 2024 setelah sebelumnya mengalami penurunan penjualan.
Segmen ultra low-end, yang mencakup perangkat dengan harga di bawah Rp 1,6 juta, menjadi pendorong utama pertumbuhan ini, didorong oleh keberhasilan Transsion dalam menawarkan perangkat yang berbeda dan terjangkau. Sementara itu, segmen kelas menengah, dengan rentang harga antara Rp 3,2 juta hingga Rp 9,8 juta, mengalami pertumbuhan yang kuat hingga 24,9 persen, yang didominasi oleh Oppo.