Pada kesempatan yang sama, Trump pun mengambil langkah yang menarik perhatian publik dengan menyatakan bahwa ia baru saja membeli mobil Tesla baru. Dalam pernyataannya, Trump berhaluan bahwa aksi boikot terhadap Tesla adalah illegal dan menegaskan bahwa serangan terhadap showroom Tesla merupakan bentuk terorisme domestik. Pernyataan ini menunjukkan bahwa meski ada perbedaan pendapat, Trump masih mengklaim dukungannya terhadap Tesla di tengah situasi yang memanas.
Dari semua isu ini, jelas terlihat bahwa situasi antara Elon Musk, Tesla, dan pemerintahan Trump sangatlah dinamis. Perang dagang yang dipicu oleh kebijakan tarif tidak hanya berdampak pada industri otomotif tetapi juga memungkinkan terjadinya pergeseran dalam dukungan politik, pengaruh publik, dan citra perusahaan di mata konsumen.
Dalam konteks yang lebih luas, perdebatan dan ketegangan ini mencerminkan tantangan yang dihadapi oleh perusahaan-perusahaan besar di era globalisasi saat ini, terutama terkait dengan batasan-batasan yang dihadapi akibat kebijakan pemerintah. Sebuah hal yang pasti adalah, pertarungan ini tidak saja menguji daya tahan Tesla sebagai pelopor di industri kendaraan listrik, tetapi juga bisa berimplikasi jauh lebih besar terhadap stabilitas dan keberlanjutan hubungan perdagangan internasional.