Tampang.com | Teknologi kecerdasan buatan (AI), termasuk deepfake, berkembang sangat cepat dan kian mudah diakses publik. Di Indonesia, fenomena ini mulai memunculkan berbagai masalah, dari penyebaran hoaks visual hingga pelecehan digital berbasis manipulasi wajah. Namun, belum ada regulasi yang secara khusus mengatur penggunaan dan penyalahgunaan teknologi ini.
Deepfake Jadi Alat Manipulasi Baru yang Sulit Terdeteksi
Dalam beberapa kasus, video deepfake digunakan untuk menyebarkan informasi palsu, membuat konten seksual tidak konsensual, bahkan menjebak figur publik dalam pernyataan yang tak pernah mereka ucapkan.
“Dampaknya bisa merusak reputasi, mengganggu keamanan, bahkan menggiring opini publik secara keliru,” ujar Arief Fadillah, pakar etika teknologi dari Digital Trust Institute.