Bisnis pusat data dalam negeri kini semakin menarik minat banyak investor asing. Indonesia Data Center Provider (IDPRO) mencatat peningkatan minat investor asing terhadap industri pusat data di Indonesia sebagai bukti nyata potensi ekonomi digital yang terus berkembang. Menurut pendapat Chairman IDPRO, Hendra Suryakusuma, hal ini menandakan bahwa Indonesia dengan lebih dari 200 juta pengguna internet aktif, merupakan pasar terbesar di Asia Tenggara dan menjadi tujuan strategis bagi investasi pusat data global.
Laporan dari Reuters menunjukkan bahwa NeutraDC menjadi incaran dua nama investor terkenal, yaitu BDx Data Center dan Singtel. BDx sendiri merupakan perusahaan patungan dengan Lintasarta, sementara Singtel telah menjadi pemegang saham terbesar kedua di Telkomsel setelah Telkom. Kedua perusahaan ini tertarik untuk membeli saham NeutraDC, yang merupakan anak perusahaan Telkom, dan rencana penjualan tersebut diprediksi akan menaikkan valuasi perusahaan hingga lebih dari US$1 miliar.
Proses negosiasi penjualan masih berlangsung sejak Oktober. Telkom sendiri berencana menjual sekitar 20%-30% saham NeutraDC. "Fenomena ini menjadi peluang untuk memperkuat ekosistem digital, termasuk infrastruktur digital di Indonesia," kata Hendra.
IDPRO melihat peluang ini sebagai momentum untuk memperkuat infrastruktur digital nasional. Hal ini diyakini dapat meningkatkan daya saing Indonesia di ranah ekonomi digital, serta memastikan kedaulatan data di dalam negeri. Selain itu, kebijakan yang mendukung penyimpanan data lokal juga dapat menciptakan ekosistem investasi yang lebih kondusif.