Kesenjangan Digital di Tingkat Petani Kecil
Mayoritas petani Indonesia masih menggunakan metode tradisional. Keterbatasan modal, minimnya pelatihan, dan rendahnya akses terhadap teknologi menjadi penyebab lambatnya adopsi. Banyak petani yang bahkan belum familiar dengan penggunaan aplikasi smartphone untuk keperluan pertanian, seperti mencatat hasil panen atau memantau harga pasar.
Padahal, teknologi bisa membantu mereka menentukan waktu tanam yang tepat, mendeteksi potensi hama sejak dini, hingga mengelola irigasi secara lebih hemat.
Belajar dari India dan Vietnam
India dan Vietnam termasuk negara berkembang yang berhasil meningkatkan produktivitas pertanian lewat pendekatan digital. Di sana, pemerintah aktif menggandeng startup agritech dan komunitas petani untuk mendistribusikan alat dan pelatihan ke daerah-daerah terpencil. Ini membuat petani kecil tidak tertinggal dari arus modernisasi.