Dampak dari insiden ini juga terlihat dalam perdagangan saham JAL yang turun sebesar 2,5% pada sesi perdagangan pagi setelah berita tersebut muncul. Hal ini menunjukkan bahwa JAL merupakan salah satu perusahaan Jepang terbaru yang terkena serangan siber. Kejadian serupa juga pernah dialami oleh badan antariksa Jepang, JAXA pada tahun 2023.
Pada tahun tersebut, JAXA melaporkan bahwa serangan siber banyak dilakukan oleh entitas yang tidak dikenal. Meskipun demikian, tidak terdapat informasi sensitif tentang roket atau satelit yang diakses.
Selain itu, Jepang juga pernah mengalami serangan ransomware pada Pelabuhan Nagoya, salah satu pelabuhan tersibuk di Jepang, yang diduga berasal dari kelompok kejahatan siber Lockbit, yang berbasis di Rusia.
Di tengah kondisi tersebut, Pusat Kesiapan Insiden dan Strategi Keamanan Siber Nasional Jepang (NISC), badan yang bertanggung jawab atas pertahanan terhadap serangan siber, juga dilaporkan disusupi oleh peretas pada tahun 2023, yang berlangsung selama sembilan bulan.