Bukan tanpa alasan Samsung menanggapi TKDN secara serius. Menurut Verry, kebijakan ini memiliki dampak positif secara ekonomi. Keberadaan pabrik di Indonesia misalnya, telah menciptakan lapangan kerja, meningkatkan transfer teknologi, serta membuka peluang ekspor.
“Kalau dilihat dari sisi dampaknya, harusnya memberikan manfaat besar bagi perekonomian nasional. Tapi soal seberapa besar efeknya, tentu pihak yang lebih berwenang seperti tim TKDN yang bisa menjelaskannya lebih detail,” jelas Verry.
Dalam konteks globalisasi dan persaingan yang ketat di industri elektronik, memiliki fasilitas produksi di dalam negeri bukan hanya soal pemenuhan regulasi, tapi juga merupakan bagian dari strategi rantai pasok dan efisiensi biaya.
Kesimpulan: Antara Regulasi, Inovasi, dan Kolaborasi
Di tengah dinamika kebijakan TKDN dan arahan Prabowo untuk membuatnya lebih fleksibel, Samsung menunjukkan sikap adaptif. Mereka tidak hanya taat aturan, tetapi juga berinovasi dalam upaya memenuhi persyaratan lokal. Galaxy A26 5G dengan TKDN 40,3% adalah contoh nyata komitmen tersebut.
Ke depan, kolaborasi antara pemerintah dan pelaku industri seperti Samsung akan semakin penting. Dengan pendekatan yang lebih luwes dari pemerintah, dan upaya nyata dari pihak swasta, ekosistem industri elektronik dalam negeri berpeluang tumbuh pesat dan menjadi pemain global.
Apakah langkah fleksibilisasi TKDN dari Prabowo akan membuat lebih banyak pabrikan global tertarik untuk berinvestasi di Indonesia? Waktu yang akan menjawab. Yang jelas, sinyal positif sudah diberikan, dan Samsung menjadi salah satu perusahaan yang siap merespons dengan aksi konkret.