Dalam upaya menangani masalah ini, pembiayaan hijau atau green financing menjadi solusi lintas sektor yang penting. Investasi sebesar US$2,4 triliun atau sekitar Rp 38,08 kuadriliun diperlukan untuk mencapai target net zero pada tahun 2060.
Saat ini, Environmental, Social, and Governance (ESG) telah menjadi fokus utama bagi investor global. Oleh karena itu, Indonesia perlu mengurangi hambatan penanaman modal asing dan menyesuaikan pedoman pinjaman untuk menarik modal bagi investasi hijau.
Tidak hanya pembiayaan, pemerintah Indonesia juga diminta untuk membentuk kerangka regulasi yang efektif, termasuk dalam hal teknologi bersih dan penetapan harga karbon. Upaya ini juga dapat dilakukan melalui pajak dan kredit karbon. Selain itu, perlu adanya fokus dalam bidang riset dan pengembangan energi hijau sehingga mendorong adopsi teknologi baru.
Selain itu, inklusivitas juga menjadi hal yang penting dalam menangani isu perubahan iklim. Dukungan terhadap kelompok-kelompok rentan, seperti Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di industri dengan karbon tinggi, petani kecil, dan tenaga kerja Indonesia secara menyeluruh juga perlu diupayakan.