Sebuah inovasi menarik dalam upaya pengendalian demam berdarah telah ditemukan oleh para peneliti di UC Santa Barbara. Mereka menemukan bahwa perkawinan antara nyamuk demam berdarah bisa dihentikan dengan cara yang aneh, yaitu dengan membuat salah satu indera hewan tersebut tidak berfungsi, seperti pendengaran nyamuk tuli. Temuan ini memiliki potensi besar dalam pengendalian penyebaran demam berdarah, termasuk penularan virus yang dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypti.
Para peneliti, termasuk Craig Montell, dari UC Santa Barbara, melakukan penelitian yang menunjukkan bahwa nyamuk jantan yang tuli tidak tertarik untuk kawin dengan nyamuk betina.
Mereka menemukan bahwa nyamuk betina biasanya akan mengepakkan sayapnya dengan kekuatan 500 Hz, namun saat nyamuk jantan tuli mendengarnya, mereka tidak terbang dan mendengung pada frekuensi yang lebih tinggi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendengaran memainkan peran penting dalam perilaku kawin nyamuk demam berdarah. Para peneliti mengidentifikasi neuron pendengaran yang terletak di dasar antena pada struktur organ Johnston sebagai faktor utama dalam perilaku perkawinan nyamuk. Mereka fokus pada saluran sensori yang disebut TRPVa, yang merupakan analog dari saluran pendengaran lalat buah.