Dalam sebuah acara Nvidia GTC yang berlangsung di San Jose, California, pada tanggal 18 Maret 2024, CEO Nvidia, Jensen Huang, mengumumkan penyesuaian signifikan dalam strategi bisnis perusahaan. Huang menegaskan bahwa Nvidia tidak akan lagi mengandalkan model pelatihan AI seperti yang dilakukan sebelumnya, meskipun selama ini metode tersebut telah memberikan sumber pendapatan yang melimpah bagi perusahaan.
Perubahan tersebut menyiratkan bahwa Nvidia akan mengalihkan fokusnya menuju pengembangan apa yang disebut "AI Agen". Huang menjelaskan, "Jumlah komputasi yang dibutuhkan untuk AI Agen, sebagai hasil dari penalaran, adalah 100 kali lebih banyak daripada yang kita perkirakan setahun lalu." Pernyataan ini merujuk pada agen AI otonom yang mampu menyelesaikan tugas-tugas dengan sedikit intervensi manusia. Dengan perubahan arah ini, Nvidia berharap dapat menghadirkan teknologi yang lebih canggih dan bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.
Di balik transisi ini, Huang berusaha membela keputusan Nvidia yang memilih untuk menjual chip AI dengan harga tinggi. Ia menyebut bahwa terdapat kesalahpahaman di kalangan publik mengenai harga chip ini, terlebih setelah munculnya perusahaan baru dari China, DeepSeek, yang menawarkan produk serupa dengan biaya jauh lebih rendah. Kehadiran DeepSeek ini, yang mampu mengembangkan AI dengan biaya yang lebih kompetitif, telah menjadi tantangan serius bagi Nvidia dan membuat sejumlah investor merasa was-was.
Kondisi ini semakin diperparah dengan situasi pasar yang volatile akibat dampak perang dagang yang dipicu oleh kebijakan Presiden AS, Donald Trump. Turbulensi tersebut telah menyebabkan penurunan signifikan dalam nilai kapitalisasi pasar perusahaan teknologi, termasuk Nvidia, yang kehilangan hampir US$600 miliar dalam satu hari pada bulan Januari 2025. Penurunan harga saham tersebut mencerminkan kekhawatiran yang mendalam akan masa depan industri teknologi AS di tengah persaingan global yang semakin ketat.