Paparan konten berbahaya di internet semakin mengkhawatirkan, terutama bagi anak-anak. Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi), Meutya Hafid, mengungkapkan bahwa 50,3 persen anak-anak di Indonesia telah melihat konten seksual di internet. Data ini menjadikan Indonesia sebagai negara dengan angka paparan tertinggi keempat di dunia.
"Namun data berbicara bahwa 22 persen anak-anak bahkan tidak menaati aturan orang tua mengenai durasi online mereka. Ini menunjukkan betapa besarnya daya tarik dunia digital bagi anak-anak, tapi tanpa pengawasan yang baik, mereka bisa tersesat di dalamnya," kata Meutya dalam Sidang Terbuka dan Orasi Ilmiah Dies Natalis ke-75 Universitas Indonesia, Senin (3/2/2025).
Tidak hanya soal konten seksual, lebih dari 13 persen anak-anak di Indonesia diketahui memiliki akun rahasia yang tidak diketahui orang tua mereka. Hal ini menunjukkan bahwa anak-anak semakin bebas berselancar di dunia maya tanpa pengawasan yang cukup.
Menurut data Safe Online 2023, sebanyak dua per tiga orang tua di Indonesia masih belum memiliki pemahaman cukup tentang cara mendampingi anak dalam penggunaan internet. Ini menjadi masalah serius, mengingat risiko eksploitasi digital semakin tinggi.
"Banyak orang tua yang masih beranggapan bahwa memberikan anak akses ke internet sama dengan memberikan kebebasan belajar dan hiburan. Padahal, tanpa pengawasan dan edukasi yang cukup, mereka bisa mengakses hal-hal yang tidak seharusnya," tambah Meutya.