Tampang.com | Direktur Ekonomi Celios, Nailul Huda, menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), dan pelaku industri e-commerce guna mendukung inovasi serta integrasi layanan yang lebih baik.
Pernyataan ini muncul setelah Bukalapak mengumumkan penghentian layanan penjualan produk fisik pada Januari 2025, sebuah langkah yang mencerminkan ketatnya persaingan di sektor e-commerce Indonesia.
"Perlu duduk bersama untuk merumuskan kebijakan yang dapat mendukung inovasi dan integrasi layanan tanpa melanggar prinsip-prinsip persaingan usaha yang sehat," kata Nailul saat ditemui di Jakarta, Rabu (19/2/2025).
Tutupnya layanan produk fisik Bukalapak menjadi peringatan bagi industri e-commerce di Indonesia. Dengan meningkatnya persaingan, perusahaan e-commerce dituntut untuk lebih efisien dalam operasionalnya dan memiliki strategi bisnis yang tepat agar tetap bertahan.
Tantangan Ekosistem E-Commerce di Indonesia
Menurut Nailul, dalam ekosistem bisnis e-commerce Indonesia, terdapat tiga lapisan utama dalam persaingan:
- Lapisan pertama terdiri dari pemain besar seperti TikTok, Tokopedia, dan Shopee.
- Lapisan kedua mencakup Lazada, Blibli, dan Bukalapak.
- Lapisan ketiga berisi platform e-commerce yang lebih niche seperti Zalora dan Orami.
Berdasarkan analisis iPress Group tahun 2023 mengenai pangsa pasar e-commerce di Indonesia: