"Saya Akhirnya Punya BlackBerry" – Cerita dari Pengguna Baru
Kini, BlackBerry bukan hanya soal fungsi, melainkan simbol estetika retro. Salah satu pengguna TikTok membagikan video dirinya memegang BlackBerry Bold yang dibeli di eBay seharga USD 40, sambil mengatakan bahwa ponsel itu hanya dibeli karena rasa penasaran semata.
Ada pula yang menulis, “Kalimat ini tak pernah saya bayangkan saya ucapkan di tahun 2025: Saya akhirnya punya BlackBerry.” Ia mengungkapkan bahwa ponsel pertamanya adalah iPhone saat masih kelas 6 SD, sehingga tidak pernah merasakan memiliki BlackBerry sewaktu kecil. Kini, ia merasa terhubung dengan era yang dulu hanya bisa ia tonton dalam film atau video musik.
Antara Nostalgia dan Keinginan Bebas dari Ketergantungan Digital
Fenomena ini memperlihatkan paradoks menarik: di tengah kecanggihan smartphone masa kini, banyak anak muda justru mencari kembali sesuatu yang "kuno" namun terasa lebih otentik. Keyboard fisik BlackBerry yang dulu dianggap usang, kini justru dirindukan karena memberikan pengalaman mengetik yang "nyata". Bahkan, banyak pengguna yang merasa lebih produktif dan lebih fokus saat menggunakan ponsel jadul ini.
Tren ini juga menunjukkan keresahan Gen Z terhadap kehidupan digital yang terlalu intens. BlackBerry menjadi sarana untuk mengurangi ketergantungan pada media sosial, notifikasi berlebihan, dan distraksi yang konstan—semacam pelarian dari dunia yang terlalu cepat.
Spekulasi Muncul: Apakah BlackBerry Akan Bangkit Kembali?
Menariknya, di tengah euforia ini, muncul pula spekulasi soal kebangkitan BlackBerry sebagai brand smartphone. Di forum Reddit, seorang pengguna membocorkan bahwa ada rencana peluncuran produk baru dari BlackBerry yang masih dirahasiakan karena terikat NDA (Non-Disclosure Agreement). Meskipun unggahan itu sudah dihapus, antusiasme pengguna langsung melonjak.