Seorang videografer dan penjelajah alam bernama Mike Corey mendokumentasikan pengalamannya menyelam di Cenote Angelita. Ia menyebut tempat ini sebagai salah satu pengalaman paling dramatis yang pernah ia alami. Menurutnya, banyak penyelam panik saat memasuki lapisan gas beracun karena mendadak mereka tak bisa melihat apapun dan dikepung suasana mencekam.
Corey menambahkan, penyelaman terasa seperti masuk ke dunia bawah tanah yang misterius, lengkap dengan pohon-pohon membatu yang menjulang dari balik kabut beracun.
Perspektif Spiritual dari Peradaban Maya
Suku Maya kuno yang mendiami Semenanjung Yucatan sejak ribuan tahun lalu meyakini bahwa cenote adalah gerbang menuju dunia bawah atau alam baka. Keyakinan ini kini terasa masuk akal, mengingat bagaimana atmosfer Cenote Angelita berubah secara drastis dari permukaan yang tenang menjadi kegelapan yang suram dan mistis di kedalaman.
Penjelasan Ilmiah: Mengapa Dua Air Tak Bercampur?
Fenomena Cenote Angelita menarik perhatian ilmuwan karena menampilkan interaksi kompleks antara air tawar dan air asin. Seorang penjelajah laut sekaligus ilmuwan, Jennifer Berglund, menjelaskan dalam Discover Magazine bahwa air tawar memiliki kepadatan lebih rendah daripada air asin, sehingga akan mengapung di atasnya.
Di antara kedua lapisan ini terbentuk zona transisi bernama haloklin—lapisan air payau yang tampak seperti bayangan beriak dalam air. Haloklin bertindak seperti pembatas yang menjaga agar air, objek, bahkan organisme di kedua lapisan tidak bercampur.
Lapisan atas (air tawar) mengandung lebih banyak oksigen dan menjadi tempat hidup berbagai bentuk kehidupan, sementara lapisan bawah (air asin) lebih sunyi dan lebih padat.
Asal-Usul Awan Hidrogen Sulfida
Lalu, dari mana datangnya awan beracun hidrogen sulfida yang menjadi batas dua dunia tersebut?
Menurut Berglund, seiring waktu daun-daunan, batang pohon, dan material organik lainnya jatuh ke dalam cenote. Saat bahan-bahan ini membusuk di lingkungan tanpa oksigen, proses dekomposisi anaerob akan menghasilkan gas hidrogen sulfida. Gas inilah yang membentuk awan pekat di titik pertemuan dua jenis air.