Meluncurkan iPhone lipat bisa menjadi "game changer" sekaligus sinyal bahwa Apple siap bersaing langsung dengan para pemain lama di segmen ponsel inovatif.
Tertinggal dari Samsung dan Huawei
Jika Apple jadi meluncurkan iPhone lipat pada 2026, maka perusahaan ini tertinggal sekitar 7 tahun dari Samsung dan Huawei yang lebih dulu masuk ke pasar ponsel lipat sejak 2019.
Samsung, dengan seri Galaxy Z Fold dan Z Flip, serta Huawei dengan Mate X, telah menghadapi berbagai tantangan dalam menghadirkan perangkat lipat. Mulai dari lipatan pada layar yang masih terlihat jelas, daya tahan perangkat yang diragukan, hingga harga yang tinggi, menjadi hambatan utama yang membuat pasar ponsel lipat belum benar-benar berkembang masif.
Meskipun demikian, pengalaman para kompetitor ini tentu menjadi pelajaran berharga bagi Apple agar bisa menghadirkan solusi yang lebih matang.
Pasar Ponsel Lipat Belum Cemerlang
Fakta menarik lainnya adalah bahwa ponsel lipat masih merupakan segmen yang sangat kecil dalam industri smartphone. Berdasarkan data dari TrendForce, hanya 1,5% dari seluruh smartphone yang terjual secara global adalah model lipat.
Sementara itu, firma riset Counterpoint melaporkan bahwa pasar ponsel lipat hanya mengalami pertumbuhan 3% sepanjang 2024 dan bahkan diprediksi mengalami kontraksi pada 2025. Artinya, pertumbuhan permintaan tidak sejalan dengan inovasi teknis yang terus dikembangkan.
Hal ini tentu menjadi tantangan berat bagi Apple: masuk ke pasar yang belum stabil dengan biaya produksi tinggi dan risiko kegagalan besar.
iPhone Lipat Akan Dibanderol Premium
Kuo memperkirakan bahwa iPhone lipat akan dilepas dengan harga sangat tinggi, kemungkinan untuk menyasar segmen premium seperti lini Pro Max saat ini. Harga tersebut mencerminkan teknologi baru, biaya riset dan pengembangan, serta posisi Apple yang tidak mau menurunkan standar branding eksklusif mereka.