Setelah sempat mengalami penurunan selama tiga tahun berturut-turut, penjualan iPhone akhirnya menunjukkan tanda-tanda kebangkitan. Dalam periode dua bulan, yakni April hingga Mei 2025, penjualan iPhone di Tiongkok melonjak hingga 15% secara tahunan (year-on-year). Angka ini membuat pangsa pasar Apple di negara tersebut mencapai 17,4%, yang sekaligus menjadi pencapaian tertinggi sejak pandemi COVID-19 melanda dunia.
Tidak hanya di Tiongkok, performa iPhone juga mencatatkan pertumbuhan positif di Amerika Serikat, yang bersama Tiongkok merupakan dua pasar terbesar Apple secara global. Kondisi ini membawa angin segar bagi perusahaan asal Cupertino tersebut, yang sebelumnya harus menghadapi tantangan berat akibat penurunan penjualan dalam beberapa tahun terakhir.
iPhone Kuasai Pasar HP di China, Kalahkan Vendor Lokal
Pada Mei 2025, Apple berhasil menempatkan iPhone sebagai ponsel paling laris di Tiongkok, mengungguli pemain lokal seperti Xiaomi, Oppo, Vivo, dan Huawei. Kemenangan ini cukup signifikan mengingat persaingan pasar di negara tersebut sangat ketat, dan brand-brand lokal biasanya mendominasi dengan strategi harga yang agresif.
Capaian ini dilaporkan oleh firma riset Counterpoint, dan dikutip oleh MacDailyNews pada Selasa (17/6/2025). Menurut Ivan Lam, analis senior dari Counterpoint, tren positif penjualan ini menunjukkan bahwa kuartal kedua (Q2) 2025 menjadi masa penting bagi Apple. Namun, ia juga menekankan bahwa nasib penjualan iPhone masih sangat bergantung pada dua pasar kunci: Amerika Serikat dan Tiongkok.
Diskon Besar-Besaran dan Isu Tarif Jadi Pendorong
Ivan Lam menyebut bahwa ada beberapa faktor yang mungkin menjadi alasan di balik lonjakan penjualan iPhone dalam dua bulan terakhir. Di Tiongkok, misalnya, Apple diduga meluncurkan program diskon besar-besaran untuk meningkatkan permintaan. Potongan harga ini diyakini menjadi pemicu utama meningkatnya minat konsumen terhadap produk iPhone di negara tersebut.