Namun, beberapa peneliti juga melihat sisi positif dari fenomena ini. Lelehan es dipercaya dapat membawa nutrisi penting yang menyuburkan lautan dan mendukung pertumbuhan plankton, yang menjadi fondasi rantai makanan laut.
Kasus seperti ini bukan yang pertama bagi Georgia Selatan. Pada tahun 2020, gunung es besar lainnya, A68, sempat terjebak di dekat pulau tersebut dan menimbulkan kekhawatiran terhadap koloni penguin. Untungnya, A68 dengan cepat pecah akibat arus laut dan meleleh sebelum sempat menyebabkan kerusakan ekologis besar.
Fenomena pecahnya gunung es A23a kembali mengingatkan dunia akan dampak perubahan iklim akibat ulah manusia. Pemanasan global telah mempercepat mencairnya lapisan es di Antartika. Para ilmuwan memprediksi bahwa dalam dekade-dekade mendatang, akan semakin banyak gunung es raksasa yang bergerak melintasi perairan Georgia Selatan dan wilayah sekitarnya.
Hancurnya A23a adalah cerminan dari perubahan besar yang sedang berlangsung di planet ini. Tidak hanya menjadi tontonan visual menakjubkan dari luar angkasa, gunung es yang runtuh ini juga menjadi pengingat bahwa setiap bongkahan yang mencair membawa dampak besar bagi bumi dan kehidupan di dalamnya.