Sebagai solusinya, sejak pertengahan 2024, Google hanya akan menampilkan hari libur nasional dan peringatan resmi yang tercatat di timeanddate.com. Sementara itu, pengguna yang ingin tetap memperingati hari-hari tertentu bisa menambahkannya secara manual di Google Calendar mereka masing-masing.
Reaksi Pengguna: Kecewa dan Frustrasi
Keputusan ini memicu reaksi keras dari pengguna media sosial. Banyak yang menyatakan kekecewaan karena peringatan penting seperti Black History Month dan Pride Month kini harus ditambahkan sendiri secara manual.
Beberapa pengguna juga mempertanyakan apakah langkah ini merupakan bagian dari strategi Google untuk mengurangi dukungan terhadap keberagaman dan inklusivitas.
Sebelumnya, Google memang sempat mengubah kebijakan terkait keberagaman di lingkungan kerja. Perusahaan ini dikabarkan mencabut inisiatif keberagaman, kesetaraan, dan inklusi (DEI) setelah adanya perintah dari pemerintahan Amerika Serikat yang membatasi program tersebut.
Google Juga Lakukan Perubahan Lain, Ini Daftarnya
Selain menghapus beberapa peringatan di Google Calendar, perusahaan juga melakukan perubahan lain yang cukup kontroversial, antara lain:
Mengubah nama "Teluk Meksiko" menjadi "Teluk Amerika"
Mengubah nama "Gunung McKinley" untuk gunung di Alaska
Langkah-langkah ini semakin memperkuat spekulasi bahwa Google mungkin sedang menyesuaikan kebijakan mereka dengan dinamika politik di Amerika Serikat.
Bagaimana Pengguna Bisa Menyesuaikan Google Calendar?