Bahkan, perusahaan maskapai penerbangan Jepang, Japan Airlines, juga menjadi korban serangan siber pada perayaan Natal yang menyebabkan penundaan dan pembatalan lebih dari 20 penerbangan domestik.
Tak hanya Jepang, Taiwan juga menjadi sasaran serangan siber dari China. Biro Keamanan Nasional Taiwan melaporkan bahwa pada tahun 2024, rata-rata terjadi 2,4 juta penyerangan dalam sehari dan mayoritas diklaim berasal dari pasukan siber China. Serangan tersebut umumnya menargetkan layanan telekomunikasi, infrastruktur transportasi, serta pertahanan.
Sementara itu, Amerika Serikat (AS) juga mengalami serangan siber masif dari China pada akhir tahun 2024. Serangan tersebut tidak hanya mengincar perusahaan telekomunikasi, tetapi juga vendor keamanan seperti Fortinet dan jaringan perusahaan lainnya.
Temuan baru tentang skala penyerangan hacker China terhadap sistem telekomunikasi AS menimbulkan kekhawatiran baru terhadap pertahanan keamanan siber di AS, baik di sisi pemerintahan maupun perusahaan swasta.