Elon Musk, yang dikenal sebagai pengusaha teknologi dan kini juga bekerja untuk Gedung Putih, dilaporkan memiliki akses luas ke data masyarakat Amerika Serikat (AS). Akses ini diklaim dapat menimbulkan risiko besar bagi keamanan nasional, terutama karena keterkaitan bisnis Musk yang luas, termasuk dengan China.
Laporan ini pertama kali diungkap oleh Senator Demokrat Ron Wyden, yang merupakan anggota Komite Keuangan Senat AS. Menurutnya, Menteri Keuangan Scott Bessent telah memberikan akses ke tim Musk, yang dikenal sebagai Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE). Akses tersebut mencakup sistem penyaluran dana triliunan dolar yang didistribusikan pemerintah AS setiap tahunnya.
Yang lebih mengejutkan, seorang pejabat di Departemen Keuangan dilaporkan mengundurkan diri setelah tim Musk meminta akses tersebut.
Data Sensitif yang Berada di Tangan Musk
Wyden menyebut bahwa sistem yang kini dapat diakses oleh DOGE mencakup berbagai jenis pembayaran penting, seperti:
- Tunjangan Jaminan Sosial dan Medicare
- Hibah pemerintah
- Pembayaran untuk kontraktor pemerintah, termasuk perusahaan yang bersaing dengan bisnis Musk
“Semuanya bisa diakses, mulai dari Jaminan Sosial hingga kontrak pemerintah,” ujar Wyden, seperti dikutip dari TechCrunch pada Senin (3/1/2025).
Dalam surat resminya kepada Menteri Keuangan Scott Bessent, Wyden menjelaskan bahwa sistem yang digunakan oleh Biro Layanan Fiskal Departemen Keuangan memiliki kontrol atas dana sebesar 6 triliun dolar AS. Dana tersebut mencakup pengembalian pajak, gaji pegawai negeri, serta pembayaran kepada berbagai kontraktor.