Tampang.com | Kejayaan Nvidia yang sempat mengukir rekor pertumbuhan bisnis luar biasa mendadak runtuh pada tahun ini. Sebelumnya, perusahaan ini menjadi salah satu pemain terkuat dalam industri chip dan kecerdasan buatan (AI), dengan sahamnya yang melonjak drastis dan mencatatkan hasil positif di beberapa kuartal berturut-turut. Namun, pada tahun 2025, Nvidia mulai kehilangan pamor, terutama setelah serangkaian tantangan besar yang datang dari ketegangan geopolitik antara Amerika Serikat (AS) dan China. Saham Nvidia kini sudah merosot lebih dari 20% sepanjang tahun ini, dan situasi ini semakin memperburuk posisi perusahaan.
Geopolitik yang Mengguncang Nvidia
Nvidia, yang selama ini dikenal dengan chip canggih untuk sistem AI dan perangkat keras komputer, kini harus menghadapi sejumlah hambatan besar. Salah satunya adalah kemunculan DeepSeek, sebuah perusahaan teknologi asal China yang dapat memproduksi sistem AI dengan biaya jauh lebih rendah. Perusahaan ini secara tidak langsung menantang dominasi Nvidia di pasar chip untuk AI, yang menjadi salah satu sumber pendapatan utama bagi perusahaan asal AS tersebut.
Namun, tantangan bagi Nvidia tidak berhenti di situ. Ketegangan perdagangan antara AS dan China semakin memperburuk posisi Nvidia. Dalam beberapa waktu terakhir, terjadi peningkatan tarif impor antara kedua negara, yang menyebabkan gangguan besar pada rantai pasokan global. Selain itu, kebijakan pemerintah AS yang semakin ketat terhadap ekspor chip, termasuk pembatasan ekspor chip H20 Nvidia ke China, membuat Nvidia kesulitan menembus pasar terbesar kedua dunia tersebut. Pasar China selama ini merupakan kontribusi signifikan bagi pendapatan Nvidia, sehingga kehilangan pasar ini menjadi pukulan berat bagi perusahaan.
Dampak Perang Tarif AS-China dan Kebijakan Ekspor
Ketegangan antara AS dan China semakin mempengaruhi industri teknologi global, dan Nvidia tidak bisa menghindar dari dampaknya. Salah satu kebijakan terbaru yang diperkenalkan oleh pemerintahan Donald Trump adalah pembatasan ekspor chip ke China, yang memperburuk situasi bagi perusahaan-perusahaan teknologi, termasuk Nvidia. Chip H20 Nvidia, yang sebelumnya dirancang khusus untuk pasar China, kini tidak dapat lagi dikirim ke negara yang dipimpin oleh Xi Jinping. Kebijakan ini semakin menyulitkan Nvidia yang terpaksa mencari pasar alternatif atau mengubah strategi bisnis mereka.