Sebagai informasi, Tesla tengah menghadapi sejumlah tekanan, baik dari sisi kompetisi global, penurunan permintaan kendaraan listrik, hingga tantangan internal manajemen. Banyak pihak menduga keputusan Musk untuk “menjauh” dari Gedung Putih adalah bagian dari strategi comeback demi menyelamatkan perusahaannya.
Kedepannya, peran Musk di DOGE disebut akan berubah menjadi penasihat informal. Artinya, ia tak lagi aktif secara administratif, namun masih bisa memberikan masukan strategis jika diperlukan.
Meski demikian, belum ada kejelasan apakah Musk akan tetap memiliki akses rutin ke fasilitas atau dokumen negara, atau apakah ia benar-benar akan mengakhiri peran pemerintahannya dalam waktu dekat.
Dulu Aktif, Kini Menghilang
Beberapa bulan sebelumnya, Musk sempat menjadi figur yang sangat aktif di lingkaran dalam pemerintahan Trump. Ia hadir dalam berbagai rapat kabinet, memberikan pengarahan langsung kepada Presiden Trump, bahkan ikut dalam sejumlah kunjungan resmi ke luar kota.
Tak hanya itu, Musk juga sempat menjadi sorotan media karena beberapa kali terlihat membawa putranya, X Æ A-12, ke Gedung Putih. Momen ini sempat menjadi viral dan dipuji sebagai bentuk "ayah yang tetap terlibat dalam pengasuhan meski menjabat di pemerintahan".
Namun kini situasinya berubah drastis. Tidak ada lagi Musk yang bolak-balik Gedung Putih, tidak ada pengarahan pribadi, bahkan jejak fisiknya pun hampir tak terlihat. Pergeseran ini membuat publik dan pengamat politik bertanya-tanya, apakah ini hanya jeda sementara atau langkah awal menuju pengunduran diri permanen.
Jejak di DOGE dan Efisiensi yang Kontroversial
Sejak awal masa jabatan Trump tahun ini, DOGE (Departemen Efisiensi Pemerintah) menjadi salah satu lembaga yang paling banyak menyita perhatian. Di bawah pengawasan Musk, DOGE melakukan berbagai langkah efisiensi yang sangat drastis. Di antaranya adalah: