Penting untuk dicatat bahwa kebijakan perdagangan yang diambil oleh pemerintah AS sering kali melibatkan keseimbangan antara kepentingan politik dan ekonomi. Sementara hubungan dengan China terus memanas, keputusan untuk memberikan kelonggaran pada ekspor chip Nvidia ternyata lebih dipengaruhi oleh keuntungan ekonomi jangka panjang yang bisa didapatkan dari investasi Nvidia di sektor teknologi dalam negeri.
Pesanan Chip H20 yang Membanjir dari China
Selain faktor politis, alasan lain yang mendorong kebijakan ini berubah adalah tingginya permintaan atas chip Nvidia H20, khususnya dari perusahaan-perusahaan besar teknologi China. Sejak awal tahun 2025, chip ini mendapat sambutan yang luar biasa dari raksasa teknologi China, seperti Bytedance, Alibaba, dan Tencent. Dalam waktu hanya tiga bulan, pesanan yang tercatat bahkan mencapai US$1 juta atau sekitar Rp 16,7 miliar.
Pesanan yang membanjir ini menjadi alasan utama mengapa kebijakan larangan ekspor chip Nvidia ke China dipertimbangkan. Pemerintah AS menilai ekspor chip canggih semacam H20 ke China bisa memperkuat kemampuan teknologi China, yang selama ini menjadi ancaman utama bagi dominasi teknologi AS di pasar global. Namun, dengan potensi besar dari investasi yang dijanjikan Nvidia dan tingginya permintaan pasar China, Trump akhirnya memilih untuk mempertimbangkan kembali kebijakan tersebut.
Implikasi Ekonomi dari Keputusan Trump
Keputusan untuk melunak terhadap Nvidia tentu memiliki dampak besar terhadap ekonomi kedua negara. Untuk Nvidia, kelonggaran dalam ekspor chip H20 ke China membuka peluang besar untuk meningkatkan pendapatan perusahaan. Permintaan tinggi dari perusahaan-perusahaan teknologi besar China menunjukkan bahwa Nvidia memiliki potensi pasar yang besar di negara dengan pertumbuhan teknologi tercepat ini.
Di sisi lain, bagi pemerintah AS, keputusan untuk memungkinkan ekspor chip H20 dapat menjadi salah satu strategi untuk menjaga hubungan ekonomi yang menguntungkan dengan perusahaan-perusahaan besar di China. Namun, keputusan ini juga memunculkan risiko tersendiri, karena AS harus tetap waspada terhadap potensi peningkatan kekuatan teknologi China yang bisa mengancam kepemimpinan AS di pasar global.