Penggunaan kecerdasan buatan (AI) juga diharapkan dapat meningkatkan keandalan dan akurasi diagnosis, terutama dalam hal mendengarkan suara jantung (auskultasi). Seiring dengan perkembangan teknologi, stetoskop AI ini diperkirakan akan menjadi teknologi yang wajib dimiliki oleh semua dokter di masa depan, termasuk di Indonesia.
Dr. Anwar juga menekankan bahwa teknologi AI memiliki kemampuan untuk mengumpulkan banyak data (big data) dari suara jantung dan bunyi murmur suara jantung, sehingga dapat menghasilkan analisis yang lebih akurat melalui berbagai algoritma dan analisis bootstrapping. Dampak dari teknologi ini diharapkan akan sangat bermanfaat dalam proses skrining oleh dokter layanan primer di Puskesmas dan klinik-klinik sebelum pasien dirujuk ke rumah sakit.
Meskipun teknologi stetoskop AI belum diterapkan secara luas di Indonesia, stetoskop konvensional tetap menjadi langkah diagnostik awal di rumah sakit sebelum pemeriksaan lanjutan dilakukan. Dalam rekomendasinya, Kementerian Kesehatan RI menyarankan deteksi dini penyakit jantung terutama bagi golongan usia di atas 40 tahun dan mereka yang berisiko tinggi seperti penderita hipertensi atau diabetes.