Saat ini, Microsoft telah mengalokasikan dana sebesar US$80 miliar untuk pengembangan AI dalam tahun fiskal ini. Sementara itu, Meta juga berencana menghabiskan dana hingga US$65 miliar untuk investasi AI mereka. Angka ini sangat jauh dibandingkan dengan laporan DeepSeek yang menyebutkan bahwa mereka hanya mengeluarkan sekitar US$6 juta untuk melatih model AI mereka.
Namun, para analis menilai bahwa angka dari DeepSeek tersebut kemungkinan hanya mencakup biaya operasional dalam bentuk daya komputasi dan belum memperhitungkan keseluruhan biaya riset dan pengembangan.
Investor Mulai Meragukan Efektivitas Pengeluaran Besar
Meskipun Microsoft dan Meta terus berinvestasi besar dalam AI, sebagian investor mulai mempertanyakan efektivitas pengeluaran tersebut. Mereka mengkhawatirkan apakah belanja modal yang sangat besar ini benar-benar akan memberikan keuntungan yang signifikan dalam waktu dekat.
Saham Microsoft, yang selama ini dikenal sebagai pemimpin dalam perlombaan AI berkat kemitraannya dengan OpenAI, mengalami penurunan sebesar 5% setelah perusahaan mengumumkan bahwa pertumbuhan bisnis cloud mereka melalui Azure tidak sesuai dengan ekspektasi pasar.
Brian Mulberry, manajer portofolio di Zacks Investment Management yang memiliki saham di Microsoft, mengungkapkan kekecewaannya terhadap ketidakjelasan strategi monetisasi AI.
"Kami ingin melihat peta jalan yang jelas mengenai bagaimana semua investasi besar ini akan menghasilkan keuntungan yang nyata," ujar Mulberry.
Di sisi lain, Meta juga menghadapi tantangan serupa. Meski mencatat kinerja yang solid di kuartal keempat, perusahaan mengisyaratkan bahwa perkiraan penjualan untuk kuartal berikutnya tidak terlalu optimis.