Langkah Berikutnya: Kendali Fisik Lewat Robot
Keberhasilan dalam mengendalikan permainan digital hanyalah permulaan. Langkah berikutnya, tim ilmuwan akan memfokuskan pengembangan teknologi ini agar dapat digunakan untuk mengontrol lengan robotik. Dengan begitu, pasien kelumpuhan nantinya bisa melakukan aktivitas fisik seperti menggenggam, mengangkat, atau bahkan menulis menggunakan robot yang dikendalikan melalui sinyal otak mereka.
Tujuan utama dari pengembangan ini adalah mengembalikan kualitas hidup pasien dengan kelainan gerak melalui pendekatan revolusioner yang menggabungkan neurosains, kecerdasan buatan, dan teknik biomedis.
Kolaborasi Lintas Lembaga
Proyek ambisius ini merupakan hasil kerja sama antara Center for Excellence in Brain Science and Intelligence Technology dengan Rumah Sakit Huashan dan Universitas Fudan, dua institusi ternama di Tiongkok. Penelitian ini juga menggambarkan peningkatan fokus pemerintah Tiongkok terhadap pengembangan teknologi kesehatan dan kecerdasan buatan, sebagai bagian dari strategi jangka panjang mereka dalam menghadapi kompetisi global, terutama dari Amerika Serikat.
Menurut laporan dari Business Standard pada Selasa (17/6/2025), Tiongkok tidak hanya mengandalkan laboratorium akademik, tapi juga telah melibatkan berbagai startup lokal untuk mengembangkan teknologi antarmuka otak-mesin yang siap bersaing di pasar internasional.
Siap Masuk Pasar Komersial pada 2028
Dengan pencapaian awal yang sangat menjanjikan ini, tim ilmuwan Tiongkok telah menetapkan target ambisius: mengantongi izin edar dan memasarkan chip otak ini secara komersial mulai tahun 2028. Langkah tersebut menandai komitmen serius mereka untuk tidak hanya menjadi inovator teknologi, tetapi juga pelaku pasar utama dalam industri teknologi saraf global.
Jika target ini tercapai, maka bukan hal yang mustahil jika suatu saat masyarakat umum juga bisa menikmati teknologi canggih ini, baik untuk membantu disabilitas, mempercepat pembelajaran, hingga mengoperasikan sistem rumah pintar hanya lewat pikiran.