Vong Pisen juga menegaskan bahwa Kamboja tidak akan pernah mengizinkan pangkalan militer asing berada di wilayahnya, hal ini sejalan dengan pernyataan para pemimpin Kamboja sebelumnya. Namun, lonjakan investasi China dalam pembangunan pangkalan angkatan laut Kamboja menimbulkan kekhawatiran tersendiri bagi pihak AS.
Sejak Kamboja membongkar fasilitas di pangkalan angkatan laut Ream dekat kota pelabuhan Sihanoukville di Kamboja, yang sebagian dibangun dengan dana Amerika dan menjadi tuan rumah latihan militer AS, China mulai mendanai renovasinya. Juru bicara militer Kamboja Thong Solimo bahkan menyatakan bahwa latihan ini adalah yang terbesar yang pernah ada dan China akan menanggung biayanya.
Latihan Golden Dragon merupakan kelanjutan dari kunjungan tiga hari diplomat top China, Wang Yi ke Kamboja pada bulan April untuk memperdalam hubungan antara kedua negara. Hal ini menunjukkan betapa seriusnya China dalam memperkuat hubungannya dengan Kamboja.
Dalam beberapa tahun terakhir, China telah meningkatkan investasinya di wilayah Asia Tenggara, termasuk Kamboja. Investasi ini tidak hanya terbatas pada bidang militer, tapi juga infrastruktur dan proyek-proyek pembangunan lainnya. Sebagai negara yang mendukung pembangunan ekonomi dan infrastruktur, China terus menunjukkan komitmennya untuk memperkuat hubungan dengan negara-negara di Asia Tenggara.
Selain itu, China juga terus meningkatkan kemampuan militer dan teknologi perangannya, terutama dalam pengembangan teknologi robotik untuk keperluan militer. Kehadiran robot anjing perang yang dilengkapi senapan mesin merupakan contoh nyata dari upaya China dalam memperkuat kemampuan militer mereka.