Usaha Amerika Serikat (AS) untuk meredam perkembangan teknologi China kini dinilai berada di ambang kegagalan. China terus memperlihatkan kekuatannya dengan melawan berbagai pembatasan dan penghalangan yang diterapkan oleh AS, terutama dalam hal teknologi chip.
Terbaru, China mengumumkan rencananya untuk menerbitkan pedoman yang bertujuan untuk mendorong penggunaan chip RISC-V secara nasional, langkah yang pertama kali dilakukan dalam sejarah kebijakan teknologi negara tersebut. Sumber yang akrab dengan isu ini melaporkan adanya rencana rilis pedoman kebijakan tersebut dalam waktu dekat, meskipun belum ada keputusan resmi mengenai tanggal peluncurannya.
Sejumlah delapan lembaga pemerintah terlibat dalam penyusunan draf pedoman tersebut, termasuk instansi penting seperti Lembaga Ruang Siber, Kementerian Industri dan Teknologi Informasi, Kementerian Sains dan Teknologi, serta Lembaga Kekayaan Intelektual Nasional. Untuk saat ini, lembaga-lembaga pemerintahan tersebut belum memberikan tanggapan mengenai berbagai pertanyaan dari media, termasuk Reuters.
Sementara itu, kabar mengenai dukungan resmi untuk chip RISC-V ini memicu lonjakan harga saham pada sejumlah perusahaan pengembang chip di Cina. Misalnya, saham perusahaan VeriSilicon mengalami kenaikan hingga 10%, sementara perusahaan lain seperti ASR Microelectronics, Shanghai Anlogic Infotech, dan 3Peak mengalami lonjakan harga antara 8,6% hingga 15%. Kenaikan ini menunjukkan ketertarikan yang luar biasa terhadap RISC-V, yang dipandang sebagai teknologi masa depan dalam industri semikonduktor.