Nama Elon Musk kembali jadi sorotan dunia, namun kali ini bukan karena inovasi teknologinya. Dalam laporan terbaru dari lembaga nonprofit Tech Transparency Project (TPP), miliarder eksentrik ini disebut-sebut mendapatkan keuntungan finansial dari kelompok-kelompok yang oleh pemerintah Amerika Serikat dikategorikan sebagai organisasi teroris asing (Foreign Terrorist Organizations/FTO). Tuduhan tersebut berakar dari sistem langganan berbayar di platform media sosial X, yang kini berada di bawah kendali Musk.
Laporan investigasi yang dirilis pada Senin, 19 Mei 2025, dan dikutip oleh Futurism, menyatakan bahwa lebih dari 200 akun X yang terkait dengan kelompok ekstremis seperti Al-Qaeda, Hizbullah, Hamas, Houthi, dan sejumlah milisi dari Suriah serta Irak, telah mendaftar sebagai pengguna premium atau berlangganan fitur berbayar di platform tersebut. Padahal, semua kelompok tersebut telah masuk dalam daftar hitam organisasi teroris oleh otoritas Amerika Serikat.
Langganan Premium: Jalan Baru Sebarkan Propaganda?
Melalui program langganan berbayar di X, para pengguna yang diduga terafiliasi dengan kelompok teroris ini memperoleh tanda verifikasi centang biru, serta akses ke berbagai fitur tambahan. Ini termasuk kemampuan untuk mengunggah konten berdurasi panjang, memonetisasi unggahan mereka, dan menjangkau audiens yang lebih luas secara lebih efisien.
Menurut TPP, hal ini membuka peluang besar bagi kelompok-kelompok tersebut untuk menyebarkan propaganda, menggalang dana, dan memperluas jangkauan ideologi mereka. “Mereka tidak hanya berlangganan demi status atau simbol centang biru, tetapi juga untuk memperoleh akses ke fitur premium yang memperkuat pengaruh mereka,” jelas Katie Paul, Direktur TPP, dalam wawancara dengan The New York Times.