Tampang

Apple Bangkit dari Tekanan Tarif: Strategi Diversifikasi Produksi dan Dampaknya pada Harga iPhone

12 Apr 2025 13:53 wib. 39
0 0
Apple Bangkit dari Tekanan Tarif: Strategi Diversifikasi Produksi dan Dampaknya pada Harga iPhone
Sumber foto: iStock

Tampang.com | Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, baru-baru ini mengumumkan penundaan penerapan tarif impor selama 90 hari untuk sebagian besar negara, kecuali China. Keputusan ini memberikan angin segar bagi perusahaan teknologi seperti Apple, yang sahamnya melonjak 15% pada Rabu (9/4). Kenaikan ini menambah kapitalisasi pasar Apple sebesar US$400 miliar, meskipun masih di bawah nilai sebelum ketegangan tarif meningkat.

Apple, yang sebelumnya mengalami penurunan saham selama empat hari berturut-turut akibat kekhawatiran tarif, kini kembali menjadi perusahaan paling bernilai di dunia dengan kapitalisasi pasar mencapai US$2,987 triliun, menggeser Microsoft ke posisi kedua. Kenaikan saham 15% dalam sehari ini merupakan rekor terbaik sejak Januari 1998, saat perusahaan masih dipimpin oleh Steve Jobs.

Strategi Diversifikasi Produksi Apple

Meskipun sebagian besar produk Apple, termasuk iPhone, iMac, dan iPad, masih dirakit di China, perusahaan telah mulai merakit beberapa produknya di India dan Vietnam dalam beberapa tahun terakhir. Langkah ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada China dan menghindari dampak negatif dari tarif yang diberlakukan. Namun, sekitar 90% produk Apple masih dirakit di China, sehingga perusahaan tetap harus membayar tarif penuh jika impor dari China dikenakan tarif tambahan. Bcase KuritasFXStreet

<123>

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Dampak PPN 12% ke Rakyat, Positif atau Negatif?