Musisi sekaligus solois asal Malang, Sal Priadi, kembali menorehkan karya yang sarat emosi dan nostalgia lewat single terbarunya yang bertajuk “Malang Suantai Sayang.” Lagu ini lahir dari keresahan sederhana namun tulus: ketika dirinya berkunjung ke kota Malang, ia merasa tidak menemukan satu pun lagu yang benar-benar mewakili perasaan cintanya pada kota tersebut. Dari situlah, Sal memutuskan untuk menciptakan sendiri sebuah anthem yang menggambarkan kota Apel dari sudut pandang personalnya.
“Kalau kita pergi ke Yogya, banyak banget lagu yang bisa jadi latar cerita tentang kota itu. Nah, Malang ini nggak punya. Jadi akhirnya aku bikin sendiri lagu yang bisa jadi suara Malang,” ujar Sal dalam keterangannya.
Malang bukan sekadar tempat singgah bagi Sal Priadi. Kota ini adalah rumah yang membesarkan dirinya, tempat masa muda dihabiskan, sekaligus ruang awal di mana jejak karier musiknya ditorehkan. Ikatan emosional itulah yang membuat “Malang Suantai Sayang” terasa intim, bukan hanya bagi dirinya, tapi juga bagi siapa pun yang pernah bersinggungan dengan Malang: warga asli, perantau, mahasiswa baru yang baru menjejakkan kaki, bahkan turis yang hanya mampir sejenak.
Momentum perilisan lagu ini terasa pas. Bertepatan dengan musim liburan panjang serta gelombang kedatangan mahasiswa baru di kota Malang, lagu ini seolah hadir sebagai sambutan hangat. Sebuah pengingat bahwa kota ini punya denyut “slow living” yang khas, berbeda jauh dari riuh Jakarta. “Kota ini memang betul-betul santai, sayang. Banyak orang yang bilang itu slow living. Itu baru benar-benar terasa kalau kita pernah tinggal di Jakarta dengan pace cepat, lalu pulang ke Malang. Beda banget,” tutur Sal.