Secara musikal, “Malang Suantai Sayang” diramu dengan penuh kasih. Sal sendiri menulis lirik dan komposisinya, lalu menggandeng beberapa rekannya untuk memperkaya aransemen: Nino Bukir mengisi kendang, Juan Mandagie bertindak sebagai string arranger, sementara Mario Lasar, Nonni Betania, Galih Yoga, dan Jonathan William menghidupkan string section dengan violin, viola, hingga cello. Sementara itu, nuansa vokal diperindah dengan harmoni dari Natania Karin dan Agustin Oendari. Proses rekaman dilakukan di Roemah Iponk, dengan mixing dan mastering dipercayakan kepada Ivan Gojaya dan Irene Edmar.
Tak hanya berhenti pada audio, Sal juga memberi ruang istimewa bagi visual. Video lirik “Malang Suantai Sayang” digarap di kawasan Kayutangan, salah satu ikon kota Malang. Dengan atmosfer hangat dan intim, video ini melibatkan banyak anak muda Malang lintas latar belakang: fotografer, videografer, hingga tim kreatif promosi semuanya dikerjakan oleh Arek-arek Malang. “Aku pengin libatkan banyak anak Malang karena aku lihat kapasitas mereka sudah mumpuni. Ini juga jadi wadah buat kita bareng-bareng bikin sesuatu yang indah,” jelas Sal.
Proyek visual ini digawangi oleh Rizky Boncell sebagai sutradara, dengan Anya Anggarda dan Revi Prasetyo sebagai produser, serta Rexi Tegar Pratama sebagai Director of Photography. Deretan kawan dekat Sal juga turut tampil sebagai talent dalam video, mulai dari Agus Moron (Primitive Chimpanzee), Galih Babi (Brigade07), Izad (skateboarder), Amin Sumantri (aktor/seniman), Jeje Kwan (solois), hingga komunitas FUFUFU FRIENDS MALANG RAYA. Suasana video pun terasa akrab, diwarnai momen nongkrong, guyonan, hingga interaksi di depan mural dan grafiti karya McEvan dkk.