Penyanyi berbakat Isyana Sarasvati mengungkapkan kekagumannya pada musisi legendaris Iwan Fals, yang menurutnya memiliki gaya bermusik yang bebas, jujur, dan otentik. Ia menyebut karakter musikal sang legenda menjadi salah satu sumber inspirasi dalam proses kreatifnya. “Om Iwan Fals itu sangat otentik sehingga menjadi salah satu inspirasi saya dalam berekspresi,” ujarnya saat konferensi pers peluncuran soundtrack film animasi Panji Tengkorak di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Kamis lalu.
Kekaguman Isyana pada Iwan Fals sebenarnya sudah terjalin sejak lama, bahkan beberapa kali ia mengundang pelantun “Bento” itu sebagai bintang tamu di konser-konser pentingnya. Dalam Lexiconcert di Bali maupun Lexicon Home Online Concert saat pandemi, Isyana mengajak Iwan Fals tampil bersama, menganggap kehadirannya sebagai bagian penting dari perjalanan musiknya. “Makasih ya om, udah menjadi bagian dari perjalanan Isyana,” ucapnya penuh rasa hormat.
Kedekatan ini akhirnya berujung pada kolaborasi mereka di lagu “Bunga Terakhir”, ciptaan Bebi Romeo, yang menjadi salah satu soundtrack utama Panji Tengkorak. Meski terdengar harmonis di telinga penonton, proses penyatuan dua karakter vokal mereka ternyata tidak mudah. Isyana mengibaratkan perbedaan warna suara mereka seperti “kutub utara” dan “kutub selatan”. Butuh latihan hingga 30 kali bersama Iwan untuk membangun keselarasan nada dan rasa, sebuah proses yang menurut Isyana justru memperkuat hubungan musikal mereka. Aransemen lagu ini dikerjakan oleh musisi Lafa Pratomo, yang memberi sentuhan emosional pada balutan melodi dan instrumen.