Tak lama setelahnya, suasana horor langsung menyelimuti penonton. Para pekerja tidak hanya harus bekerja keras, tetapi mereka dinilai berdasarkan kesehatan jasmaninya. Ketika salah satu dari mereka terluka dan kehilangan lengan, seorang utusan Menendez datang dan menembak mati pekerja tersebut. Hal ini menjadi awal dari suasana mencekam yang akan terus menghantui tanpa jeda.
2. Gambaran Keserakahan Manusia yang Tidak Terbatas
Utusan tersebut kemudian menemui Menendez di tendanya. Dia tampak mengenakan jas merah (seragam tentara Kerajaan Inggris) dan berbicara dengan logat Inggris yang kental. Dia menyebut namanya MacLennan, mengaku terakhir berpangkat letnan. Ia kini bekerja untuk Menendez dan mendapatkan tugas untuk "mengamankan" lahan-lahan di Tierra del Fuego. Dalam konteks ini, "mengamankan" termasuk memastikan tidak ada orang asli yang akan mengganggu rencana bisnisnya di lahan-lahan tersebut.
Dia ditemani oleh seorang tentara bayaran bernama Bill (Benjamín Westfall) yang berbicara dengan logat Texas, dan seorang penunjuk arah bernama Segundo (Camilo Arancibia), pemuda dengan kemampuan menembak brilian dan berlatar belakang mestizo (campuran orang asli dan keturunan kulit putih). Dari situ, perburuan mereka pun dimulai. Selama proses tersebut, penonton akan menyaksikan beberapa adegan kekerasan yang menyayat hati. MacLennan dan Bill tampak menikmati itu semua, sementara hanya Segundo yang masih waras dan tampak jijik dengan perilaku keji dari kedua orang tersebut.
3. Perjalanan Lambat dan Puitis, Tanpa Menghilangkan Elemen Brutalisme