Generasi muda Indonesia saat ini dihadapkan pada masalah pengangguran dan ketidakmampuan melanjutkan pendidikan ke jenjang universitas. Fenomena ini menjadi sorotan karena dianggap membuang banyak potensi produktif yang tidak diberdayakan.
Salah satu indikator dalam Sustainable Development Goals (SDGs) adalah jumlah usia muda (15-24 tahun) yang tidak bersekolah, tidak bekerja, dan tidak mengikuti pelatihan (Not in Employment, Education, and Training/NEET). Dengan kata lain, NEET mencerminkan penduduk usia muda yang tidak terlibat dalam dunia pendidikan atau tidak terserap oleh pasar kerja.
Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS), pada Februari 2024, jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 7,2 juta orang. Meskipun angka ini mengalami penurunan sebesar 9,89% dibandingkan dengan Februari 2023, namun masih menjadi perhatian serius dalam upaya mengatasi angka pengangguran di Indonesia.
Data tersebut juga mencakup empat kelompok penduduk yang menghadapi masalah pengangguran, antara lain: yang aktif mencari pekerjaan, yang mempersiapkan usaha, yang tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin mendapat pekerjaan, dan yang sudah memiliki pekerjaan tapi belum mulai bekerja. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Indonesia sendiri mencapai 4,82% pada Februari 2024, menurun dari 5,45% pada Februari 2023.