Sutradara film, Rendy Pratama, menjelaskan bahwa film ini ingin membawa penonton merasakan ketegangan nyata yang memadukan horor tradisional Indonesia dengan konsep thriller modern. “Kami ingin membuat penonton tidak hanya kaget oleh jump scare, tetapi juga merasa tegang sepanjang cerita. Atmosfer ‘Kuncen’ dibangun agar penonton merasa ada sesuatu yang selalu mengintai mereka,” kata Rendy saat konferensi pers di Jakarta, Senin (20/11).
Salah satu hal menarik dari “Kuncen” adalah cara film ini menonjolkan karakter kuncen sebagai sosok yang ambigu. Ia bukan hanya penjahat supranatural, tetapi juga penjaga keseimbangan dunia gaib. Ketegangan muncul karena penonton tidak selalu bisa menebak apakah kuncen akan menolong atau justru membahayakan Ario dan orang-orang di sekitarnya. Hal ini memberi dimensi psikologis yang jarang ditemui di film horor Indonesia sebelumnya.
Efek visual dan sinematografi film ini juga patut diacungi jempol. Setiap adegan di pemakaman, hutan gelap, dan bangunan tua dibingkai dengan pencahayaan minim yang menambah atmosfer menyeramkan. Musik latar dan efek suara digunakan secara maksimal untuk membangun ketegangan tanpa harus mengandalkan efek gore berlebihan.
Selain itu, film ini juga menyisipkan nilai budaya lokal, seperti ritual tradisional, mitos desa, dan kepercayaan terhadap roh leluhur, sehingga memberikan nuansa autentik. Ini tidak hanya menambah kedalaman cerita, tetapi juga membuat film terasa dekat dengan pengalaman nyata masyarakat Indonesia yang masih memegang kepercayaan tradisional.