Tampang.com - Sebagian masyarakat beranggapan bahwa kesuksesan tidak dinilai dari kekayaan seseorang lagi, namun dilihat dari seberapa bahagianya mereka. Memang, kekayaan juga menjadi salah satu yang mampu membuat kita bahagia. Namun, tak semua kebahagiaan berasal dari kekayaan.
Namun, psikolog asal Denmark mengingatkan bahwa obsesi pada kebahagiaan ternyata memiliki efek samping yang buruk.
Dilansir Independent, Svend Brinkmann dari Aalborg University mengatakan memaksa diri sendiri untuk bahagia sepanjang waktu bisa membuat emosi kita kecil. Dan, kebahagiaan bukanlah respon yang tepat bagi semua situasi dalam kehidupan ini.
"Saya percaya pemikiran dan emosi kita harus berkaca pada dunia. Ketika sesuatu yang buruk terjadi, kita harusnya boleh berpikir dan merasakan hal negatif karena itulah cara kita mengerti dunia," katanya.