Dengan kondisi ini, Rasul tetap meminta maaf atas kehilangan keluarga Shafiyah. Rasul menjelaskan bahwa beliau sudah memberi mereka kesempatan. Namun, justru mereka yang kemudian malah menyerang, hingga akhirnya mereka terbunuh dalam perang tersebut. Rasul meminta maaf, lalu menjelaskan, hal ini ia lakukan berulang kali. Bukan hanya sekali atau dua kali, ia meminta maaf hingga berjam-jam. Minta maaf lalu menjelaskan, minta maaf lalu menjelaskan. Beliau melakukan ini hingga akhirnya Shafiya yang sangat membenci Rasul menjadi kagum dengan akhlak Rasul ini.
Rasul, yang sudah dijamin masuk surga saja, mau meminta maaf. Bahkan meminta maaf yang bukan merupakan kesalahannya. Betapa Rasul sungguh menghilangkan ego beliau. Betapa seorang yang sungguh mulia, tidak anti dengan ‘meminta maaf’, mengapa kita yang tidak dijamin masuk surga begitu sombongnya dengan tidak mau menurunkan atau menghilangkan ego ketika melakukan kesalahan kepada orang lain. Bayangkan juga seseorang yang asalnya sangat membenci Rasul kemudian sangat mengagumi Rasul. Yuk, kita teladani sifat Rasul dengan biasa ‘meminta maaf’ khususnya ketika kita melakukan kesalahan kepada orang lain.