· Paskah Perjanjian Baru
Sejalan dengan makna Paskah dalam Perjanjian Lama, Paskah dalam Perjanjian Baru menunjukkan kasih, anugerah, dan kuasa Allah yang meluputkan umat milik-Nya dari kutuk dan maut, membebaskan orang percaya dari perbudakan dosa serta memberikan kepastian kebangkitan kekal di akhir zaman, melalui kebangkitan Kristus. Peristiwa penyaliban, kematian dan kebangkitan Kristus bukan saja mempunyai makna keluaran yang sama dengan Paskah Yahudi. Upacara perjamuan makan "Roti tidak Beragi" yang diadakan pada hari Jumat malam kemudian menjadi "Upacara Perjamuan Malam" yang dilakukan oleh Yesus dan rasulnya. Upacara perjamuan itu kemudian dijadikan peringatan "jumat agung" dalam kalender Kristen. Sekalipun begitu, upacara makan roti perjamuan juga dirayakan setiap umat bertemu dalam persekutuan. Upacara makan roti perjamuan itu menyiapkan penebusan Yesus, dimana Ia menjadi "Dombah Paskah" disalibkan (Yoh.20:1,19,26; Kis.20:1; Kor.16:2;Wah.1:10). Perayaan mingguan mengenang kebangkitan Yesus inilah yang membuktikan dengan jelas bahwa peristiwa kebangkitan Yesus terjadi dalam sejarah, dalam ruang dan waktu, sebab dalam perayaan "Sabat" yang begitu ketat diikuti oleh umat yahudi dalam praktik umat kristiani (terutama Yahudi Kristen) telah bergeser menjadi "Hari Tuhan" yaitu kenangan akan hari kebangkitan.