Di daerah dataran rendah Thailand dan Laos, masyarakat percaya bahwa mereka dilindungi oleh phi ban, roh desa yang memerlukan persembahan tahunan untuk memastikan kemakmuran desa yang berkelanjutan. Para penganutnya melibatkan ritual, persembahan, dan upacara yang didedikasikan untuk leluhur. Ritual persembahan untuk phi ban (memberi makan roh desa) juga memiliki fungsi sosial yang penting dengan memperkuat batas-batas desa dan kepentingan bersama semua penduduk desa.
Untuk dapat berinteraksi dengan dewa-dewa, seseorang berkonsultasi dengan dukun yang disebut mo phi (, ), yaitu individu terlatih yang mampu memimpin ritual dan berkomunikasi dengan roh. Mereka menggunakan benda-benda suci yang dikenal sebagai saksit, dan melakukan ritual seperti lam phi fa (, ), di mana mereka dapat memasuki kondisi trans. Dalam kepercayaan Satsana Phi, roh-roh dianggap dapat diminta bantuan selama epidemi atau bencana lain yang diyakini disebabkan oleh roh jahat.
Kuil dalam Satsana Phi berfungsi sebagai tempat ibadah. Suku Tai Ahom memiliki sistem pemujaan suci yang disebut Sheng Ruen. Mereka menghormati dewa-dewi di kuil-kuil ini dan percaya bahwa kuil-kuil tersebut melindungi daerah sekitarnya. Kuil-kuil ini merupakan tempat suci yang melambangkan kehadiran dewa. Mereka membuat persembahan berupa bunga, dupa, dan lilin, serta memohon perlindungan dan bantuan dari roh-roh selama masa-masa sulit. Dewa-dewi alam diyakini bersemayam di pohon, gunung, atau hutan.