Ritual dan upacara kematian dalam tradisi Hindu dan Buddha memiliki kedalaman makna dan simbolisme yang signifikan, mencerminkan keyakinan masing-masing agama tentang kehidupan, kematian, dan kehidupan setelah mati. Meskipun keduanya memiliki beberapa kesamaan, terdapat perbedaan mendasar dalam pendekatan dan praktik mereka.
Ritual Kematian dalam Tradisi Hindu
Dalam tradisi Hindu, kematian dianggap sebagai transisi dari satu kehidupan ke kehidupan berikutnya. Proses ini diatur oleh serangkaian ritual yang dirancang untuk memastikan perjalanan jiwa yang tenang menuju kehidupan selanjutnya. Salah satu ritual utama adalah Antyesti, atau upacara terakhir, yang biasanya dilakukan oleh keluarga terdekat dari almarhum.
1. Antyesti (Upacara Pemakaman)
Antyesti melibatkan berbagai langkah mulai dari persiapan tubuh hingga pemakaman atau pembakaran jenazah. Setelah kematian, tubuh dibersihkan dan dipakaikan pakaian baru. Ritual ini sering kali dimulai dengan upacara pembersihan dan pengurapan dengan bahan-bahan suci, seperti air dari sungai Gangga.
Setelah persiapan, tubuh dibawa ke tempat pembakaran. Dalam banyak kasus, pembakaran dilakukan di tepi sungai atau di tempat khusus yang dikenal sebagai Shamshan. Api yang membakar jenazah dianggap sebagai simbol pemurnian dan pelepasan jiwa dari ikatan duniawi. Selama pembakaran, anggota keluarga dan kerabat melakukan doa dan mantra untuk membantu jiwa dalam perjalanan spiritualnya.
2. Shraddha (Upacara Peringatan)