Buddha di Jepang
Pengaruh Buddha di Jepang dimulai pada abad ke-6 Masehi dan segera menyebar ke seluruh negeri, mempengaruhi budaya Jepang secara mendalam. Agama Buddha di Jepang terutama dibawa oleh misionaris dari Tiongkok dan Korea, dan segera mulai mempengaruhi berbagai aspek kehidupan Jepang. Kuil Buddha seperti Kuil Todai-ji dan Kuil Kinkaku-ji menunjukkan pengaruh Buddha yang mendalam dalam arsitektur dan seni Jepang. Kuil-kuil ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah tetapi juga sebagai pusat pembelajaran dan kegiatan budaya.
Selain itu, praktik Zen yang diperkenalkan ke Jepang dari Tiongkok telah menjadi bagian integral dari budaya Jepang, mempengaruhi berbagai aspek seperti seni teh, ikebana (seni merangkai bunga), dan kaligrafi. Konsep Zen, dengan penekanan pada meditasi dan kesadaran, telah membentuk cara berpikir dan berkarya banyak orang Jepang.
Pengaruh Buddha di Korea
Di Korea, agama Buddha diperkenalkan pada abad ke-4 Masehi dan memainkan peran penting dalam pembentukan budaya dan masyarakat Korea. Pengaruh Buddha terlihat dalam seni, arsitektur, dan upacara-upacara tradisional Korea. Kuil-kuil seperti Kuil Beomeosa dan Kuil Jogyesa adalah contoh penting dari arsitektur Buddha yang memengaruhi landscape budaya Korea.
Selain itu, agama Buddha di Korea juga mempengaruhi tradisi dan festival. Salah satu festival utama yang berakar pada tradisi Buddha adalah Chuseok, yang merupakan waktu untuk merayakan panen dan menghormati leluhur. Meskipun Chuseok telah menjadi festival nasional, elemen-elemen Buddha sering kali terlihat dalam ritual dan upacara yang dilaksanakan selama festival ini.