Majelis tinggi parlemen Tajikistan baru-baru ini menyetujui amandemen yang melarang "pakaian asing" dan perayaan anak-anak pada dua hari besar Islam - Idulfitri dan Iduladha. Sidang majelis tinggi parlemen tersebut merupakan bagian dari upaya pemerintah Tajikistan untuk mengontrol pengaruh agama asing dan mempromosikan pakaian dan tradisi nasional. Keputusan ini menuai kontroversi di dalam dan luar negeri, terutama dalam hal kebebasan beragama dan hak asasi manusia.
Rustam Emomali, ketua Majelis Milli ke-18, memimpin sidang parlemen yang berlangsung pada Rabu (19/6/2024) dan mendukung perubahan undang-undang dalam hal hari libur, tradisi dan ritual, peran guru dalam pendidikan anak, serta tanggung jawab orang tua. Hal ini menjadi sinyal bagi kemungkinan penindasan terhadap kebebasan beragama di Tajikistan.