Namun, pandangan lain mengemukakan bahwa binatang akan dihisab, meskipun dalam konteks yang berbeda dengan manusia. Mereka juga akan menerima keadilan dari Allah atas segala penderitaan yang mereka alami di dunia. Sebagian ulama menyatakan bahwa pada hari Kiamat, binatang akan mendapatkan hak keadilan, dan segala penderitaan yang mereka alami karena perilaku manusia akan diakui. Meskipun mereka tidak dihisab berdasarkan amal ibadah dan keburukan seperti manusia, kehidupan mereka akan diperhitungkan dalam kebijaksanaan Allah.
Kemudian, ada juga pandangan yang berpendapat bahwa binatang akan mendapat kesempatan untuk mengajukan tuduhan atas manusia yang telah menzalimi mereka. Yaumul Hisab juga akan menjadi ajang bagi binatang untuk menyaksikan keadilan yang ditegakkan oleh Allah. Segala tindakan penzaliman dan kejahatan terhadap binatang akan diperhitungkan dengan adil, dan mereka akan mendapatkan keadilan di hadapan Tuhan Yang Maha Esa.
Dalam Qur'an, Allah berfirman, "Tidak ada binatang di muka bumi dan burung yang terbang dengan dua sayapnya, melainkan umat (manusia) juga adalah umat yang seperti kamu." (Al-An'am: 38). Ayat ini membuat sebagian ulama berpendapat bahwa binatang memiliki hubungan dengan Allah dan akan diperhitungkan di akhirat. Meskipun tidak secara persis seperti pertanggungjawaban manusia, hari perhitungan juga akan menjadi keadilan bagi mereka.
Oleh karena itu, pandangan tentang nasib binatang saat Yaumul Hisab bervariasi di kalangan ulama. Meskipun ada yang mempertimbangkan bahwa binatang tidak akan dihisab, pandangan yang lebih banyak didukung adalah bahwa mereka akan mendapatkan keadilan dan penerimaan atas penderitaan yang mereka alami di dunia.